Rabu, 27/02/2008 17:41 WIB
Ardhi Suryadhi - detikinet
Jakarta - Business Software Alliance (BSA) berencana untuk terus menggalakkan sosialisasi software legal. Salah satunya adalah ke kalangan warung internet (warnet).
"Itu sangat penting sekali. Banyak yang nggak tahu kalau harga software legal itu tidak semahal yang mereka bayangkan," ujar Donny A. Sheyoputra, perwakilan Business Software Alliance (BSA) di Indonesia saat berbincang dengan detikINET di Jakarta, Rabu (27/2/2008).
Donny mencontohkan ketika ia melakukan sosialisasi di salah satu universitas di Jakarta, banyak mahasiswa yang tidak tahu bahwa ternyata untuk kalangan pelajar dan mahasiswa ada harga khusus. "Bahkan dosennya aja nggak tahu kalau harganya berbeda. Paradigma itu yang ingin kita luruskan," ia menjelaskan.
Selama ini, ujarnya, sosialisasi yang dilakukan memang di kalangan kampus. Namun Donny tidak menutup kemungkinan sosialisasi tersebut akan merambah warnet. "Suatu ketika akan tiba kami sosialisasi warnet. Tapi pelan-pelan," tuturnya.
Hal itu dilandasi adanya stigma di kalangan warnet bahwa warnet kerap jadi sasaran sweeping BSA. "Padahal kami nggak pernah mengincar warnet sebagai target operasi. Kami pun meminta aparat untuk lebih bijak dalam memilih target, kasihan juga mereka (kalangan warnet-red)," ia menegaskan.
Mengenai para pengembang piranti lunak lokal yang mau menjadi anggota BSA. Donny mengaku BSA masih terus menjajaki kemungkinan tersebut.
Hanya saja, ujar Donny, memang tidak mudah untuk memutuskannya karena keputusan ada di tangan komite regional. Iuran anggota pun, lanjutnya, akan ditentukan oleh komite regional. "Yang pasti, member lokal, regional, dan global itu memiliki iuran yang berbeda-beda," ia menambahkan.
Donny mengimbau, nantinya anggota BSA dari kalangan lokal jangan hanya menjadi anggota pasif yang sekadar membayar keanggotaan. Ia berharap para anggota itu akan aktif juga melakukan sosialisasi.
( wsh / wsh )
Rabu, Februari 27, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar